Apakah kalian pernah memperhatikan bentuk air di atas daun sesaat setelah hujan reda? Beberapa bagian daun yang dibasahi oleh air hujan terbentuk kubah kubah air yang berukuran kecil. Air ini dapat bertahan di atas daun karena adanya gaya tarik menarik antar patikel yang disebut kohesi. Dalam kohesi, molekul air tertarik satu sama lain (karena ikatan hidrogen) menjaga molekul tetap bersama di permukaan air dan udara.

Adhesi dan Kohesi
Terdapat dua gaya antar partikel yang yaitu adhesi dan kohesi. Adhesi adalah gaya tarik antarpartikel yang berbeda jenis; namun jika terjadi pada zat yang sejenis disebut kohesi. Gaya tersebut menyebabkan terjadinya peristiwa meniskus pada cairan dan adanya gejala kapilaritas.

Gaya adhesi menyebabkan partikel memiliki kecenderungan meninggalkan zat yang sejenis. Gaya ini menyebabkan partikel-partikel zat yang berbeda jenis dapat menempel atau bergabung. Beberapa manfaat yang diperoleh dari adanya gaya adhesi antara lain menempelnya tinta spidol pada whiteboard atau menempelnya tinta pada kertas yang membuat kita dapat menulis.

Gaya kohesi menyebabkan partikel memiliki kecenderungan berkumpul dengan zat yang sejenis. Gaya ini menyebabkan partikel-partikel yang sejenis bersatu dan membentuk suatu benda. Zat padat memiliki gaya kohesi yang besar hal tersebut yang menyebabkan zat ini sukar dipisahkan. Pola distribusi atom-atom, molekul-molekul, dan ion-ion pada zat padat menentukan kohesi zat tersebut. Adapun gaya kohesi pada zat cair menimbulkan tegangan permukaan. Air raksa merupakan zat cair yang memiliki kohesi paling besar sehingga air raksa tidak membasahi dinding tabung kaca.


Meniskus
Gaya adhesi dan kohesi menentukan cembung atau cekungnya permukaan suatu cairan di dalam suatu pipa. gejala melengkungnya permukaan zat cair pada daerah perbatasan dengan wadah dinamakan meniskus. Permukaan cairan akan berbentuk cekung jika gaya adhesi lebih besar daripada kohesi, tetapi permukaan cairan akan berbentuk cembung jika gaya kohesi lebih besar daripada adhesi

Gaya adhesi antara air dan dinding tabung kaca lebih besar daripada gaya kohesi antarmolekul air. Akibatnya, molekul air cenderung meninggalkan kelompoknya kemudian menempel dan merambat naik ke dinding tabung kaca. Posisi permukaan air di dinding tabung kaca lebih tinggi daripada posisi permukaan air di tengah. Hal ini disebut meniskus cekung.

Gejala meniskus cembung terjadi pada raksa. Gaya kohesi antarmolekul raksa lebih besar daripada gaya adhesi antara molekul-molekul raksa dengan molekul­ molekul kaca tabung reaksi. Permukaan raksa melengkung ke atas atau cembung hal serupa terjadi pula pada air di alas daun talas.


Kapilaritas
Ketika hujan, dinding bagian dalam rumah dapat basah karena terdapat rembesan air dari bagian luar masuk ke bagian dalam tembok. Peristiwa tersebut di kenal dengan gejala kapilaritas. Kapilaritas pada dinding tembok terjadi karena di dalam dinding terdapat rongga-rongga amat kecil yang berfungsi sebagai pipa kapiler tempat merambatnya air dari luar ke dinding bagian dalam rumah. Kapilaritas merupakan peristiwa naik atau turunnya permukaan zat cair pada suatu pipa kapiler. Peristiwa ini dapat terjadi karena terangkatnya air di dalam rongga pipa oleh gaya adhesi antara dinding pipa dan air. Pada pipa kapiler, gaya adhesi antara dinding pipa dan air lebih besar dibandingkan gaya berat air di dalam rongga pipa kapiler sehingga air dapat naik hingga ketinggian beberapa meter. Semakrn sempit diameter pipa kapiler, maka semakin tinggi kenaikan air di dalamnya. Contoh lain peristiwa kapilaritas adalah basahnya dinding bagian dalam rumah saat hujan.

Peristrwa kapilaritas juga dapat terjadi pada tumbuhan karena pada tumbuhan terdapat ruang antar serabut batang yang kecil yang berfungsi sebagai pipa kapiler. Efek kapilaritas ini menyebabkan air dari akar tumbuhan dapat nark ke daun dan memungkinkan terjadinya fotosintesis.

0 komentar:

Posting Komentar

 
hamidsudiyono © 2016 | Contact Us +6281567814148 | Order Template di Sangpengajar
Top